Program Vaksin DBD untuk Anak Sekolah Akan Diuji Coba Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan di Indonesia, terutama bagi anak-anak. Kasus DBD yang terus meningkat membuat pemerintah harus mengambil langkah serius untuk pencegahannya. Salah satu inovasi terbaru adalah program vaksinasi DBD untuk anak sekolah, yang akan diuji coba di Jakarta Timur.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menekan angka kejadian DBD di kalangan pelajar dan menjadi model untuk implementasi di berbagai wilayah lainnya. Simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut.
Mengapa Program Vaksinasi DBD Diuji Coba di Jakarta Timur?
1. Kasus DBD di Jakarta Timur Cukup Tinggi
Jakarta Timur menjadi salah satu wilayah di DKI Jakarta dengan angka kasus DBD yang cukup tinggi. Beberapa faktor penyebab tingginya kasus DBD di wilayah ini antara lain:
📌 Faktor yang mempengaruhi tingginya kasus DBD di Jakarta Timur:
✔ Curah hujan yang tinggi, menyebabkan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
✔ Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pencegahan DBD, seperti membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada tahun 2024 terjadi lonjakan kasus DBD hingga 15% dibanding tahun sebelumnya, dengan mayoritas pasien berasal dari kalangan anak-anak usia sekolah.
2. Target Sasaran: Anak Sekolah Dasar dan Menengah
Anak-anak usia sekolah menjadi kelompok paling rentan terkena DBD karena banyak beraktivitas di luar rumah. Dengan memberikan vaksin kepada siswa SD dan SMP di Jakarta Timur, pemerintah berharap dapat membangun kekebalan kelompok (herd immunity) di lingkungan sekolah.
Jenis Vaksin DBD yang Digunakan
1. Mengenal Vaksin Qdenga
Vaksin yang digunakan dalam program ini adalah Qdenga, vaksin DBD tetravalen yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Jepang, Takeda. Vaksin ini telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia pada 2022 dan diakui memiliki efikasi hingga 80% dalam mencegah DBD.
📌 Spesifikasi vaksin Qdenga:
✔ Efektif untuk individu yang sudah pernah maupun belum pernah terinfeksi virus dengue.
✔ Mampu menurunkan risiko perawatan di rumah sakit akibat DBD sebesar 90%.
2. Efektivitas dan Keamanan Vaksin DBD
Menurut penelitian yang dilakukan di beberapa negara Asia dan Amerika Latin, vaksin Qdenga terbukti efektif dan aman dalam mengurangi tingkat keparahan penyakit DBD. Selain itu, vaksin ini tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya.
Beberapa efek samping ringan yang mungkin terjadi setelah vaksinasi meliputi:
📌 Efek samping ringan setelah vaksinasi:
✔ Demam ringan selama 1-2 hari.
✔ Kelelahan ringan yang dapat hilang dengan istirahat.
Tahapan Uji Coba Program Vaksinasi DBD
1. Sosialisasi dan Edukasi ke Sekolah-Sekolah
Sebelum pelaksanaan vaksinasi, Kementerian Kesehatan dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Jakarta Timur. Sosialisasi ini bertujuan untuk:
📌 Tujuan sosialisasi vaksinasi DBD:
✔ Meningkatkan pemahaman siswa dan orang tua mengenai manfaat vaksinasi DBD.
✔ Memberikan edukasi tentang cara pencegahan DBD selain vaksinasi, seperti penerapan 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang).
2. Pemberian Vaksin Tahap Pertama
Vaksin akan diberikan secara bertahap di sekolah-sekolah yang telah ditentukan. Setelah vaksinasi pertama, tim medis akan memantau kondisi siswa selama beberapa hari untuk memastikan tidak ada reaksi alergi atau efek samping yang serius.
3. Pemberian Dosis Kedua
Tiga bulan setelah pemberian dosis pertama, siswa akan menerima dosis kedua untuk meningkatkan efektivitas vaksin. Dengan dua kali penyuntikan ini, tubuh diharapkan memiliki kekebalan lebih baik terhadap virus dengue.
Harapan dan Manfaat Program Vaksinasi DBD untuk Anak Sekolah
Program vaksinasi ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi anak-anak dari penyakit DBD. Tetapi juga memiliki manfaat jangka panjang dalam pengendalian wabah DBD di Indonesia.
📌 Manfaat vaksinasi DBD bagi anak sekolah:
✔ Menekan angka rawat inap dan kematian akibat DBD.
✔ Membantu membentuk kekebalan komunitas (herd immunity) di sekolah-sekolah.
Dengan keberhasilan program ini, diharapkan vaksinasi DBD dapat diterapkan secara nasional di seluruh sekolah di Indonesia.
Peran Orang Tua dan Masyarakat dalam Program Ini
Selain vaksinasi, peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting dalam upaya pencegahan DBD. Meskipun vaksin dapat membantu mengurangi risiko, langkah pencegahan lainnya tetap harus dilakukan.
📌 Cara lain untuk mencegah DBD di lingkungan rumah dan sekolah:
✔ Memakai kelambu atau lotion anti nyamuk saat anak beraktivitas di luar ruangan.
✔ Memantau kondisi kesehatan anak dan segera membawa ke dokter jika mengalami gejala DBD seperti demam tinggi dan bintik merah.
Selain itu, partisipasi aktif dalam mendukung program vaksinasi juga sangat penting. Orang tua diharapkan memberikan izin dan pemahaman kepada anak-anak mereka mengenai pentingnya vaksinasi ini.
Langkah Besar dalam Pencegahan DBD
Uji coba program vaksinasi DBD untuk anak sekolah di Jakarta Timur merupakan langkah inovatif dalam upaya menekan angka kejadian demam berdarah di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan bisa menjadi model nasional untuk vaksinasi DBD di masa mendatang.
📌 Poin utama dari program vaksinasi DBD ini:
✔ Program ini menargetkan siswa SD dan SMP untuk membentuk herd immunity di sekolah.
✔ Selain vaksinasi, sosialisasi dan edukasi tetap diperlukan agar pencegahan DBD lebih efektif.
Dengan keberhasilan uji coba ini, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan. DBD bisa dikendalikan secara lebih efektif di seluruh Indonesia. Mari dukung upaya ini demi kesehatan anak-anak dan generasi masa depan! 🚀💉