Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, pemerintah Indonesia juga menghadapi tantangan dalam mengelola utang luar negeri. Namun, menurut Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, besaran utang luar negeri Indonesia sebenarnya termasuk yang terendah di dunia. Dalam Debat Ketiga Capres 2024, Prabowo menyebut bahwa rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 40%, sementara banyak negara lain memiliki rasio yang jauh lebih tinggi.
Utang Luar Negeri Indonesia dalam Konteks Rasio Utang Terhadap PDB
Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto, rasio utang Indonesia terhadap PDB pada November 2023 adalah sekitar 38,11%. Angka ini turun dari posisi Desember 2022 sebesar 39,7% dan juga turun dari puncak rasio utang pada Desember 2021 sebesar 40,7%. Dalam kurun waktu 2000-2022, rata-rata rasio utang Indonesia adalah sekitar 38,45% dari PDB.
Berbeda dengan Indonesia, beberapa negara adikuasa seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS) memiliki rasio utang yang jauh lebih tinggi, melebihi 100% dari PDB. Sebagai perbandingan, berikut adalah beberapa data rasio utang negara lain terhadap PDB berdasarkan data Trading Economics:
- Jepang: 264%
- Singapura: 168%
- Amerika Serikat: 129%
- Inggris: 97,1%
- China: 77,1%
- Myanmar: 62,5%
- Thailand: 60,96%
- Filipina: 60,9%
- Malaysia: 60,4%
- Indonesia: 39,9%
- Vietnam: 37,1%
- Kamboja: 36,8%
- Brunei: 2,1%
Seperti yang terlihat dari data di atas, Indonesia memang memiliki rasio utang yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besaran Utang Luar Negeri Indonesia
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besaran utang luar negeri Indonesia. Beberapa faktor utama yang dapat menjelaskan mengapa Indonesia memiliki rasio utang yang relatif rendah adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil
Salah satu faktor penting yang berkontribusi pada besarnya utang luar negeri adalah pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dapat memberikan akses yang lebih baik terhadap sumber pendapatan, sehingga mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Indonesia telah mencatat pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, yang membantu mengendalikan besaran utang.
Kebijakan Pengelolaan Utang yang Bijaksana
Pemerintah Indonesia juga telah menerapkan kebijakan pengelolaan utang yang bijaksana. Dalam upaya mengurangi risiko utang, pemerintah melakukan diversifikasi sumber pembiayaan dengan mengandalkan baik utang dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, pemerintah juga melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan utang untuk memastikan bahwa dana yang dipinjamkan digunakan secara efektif dan efisien.
Pendapatan dari Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, gas alam, batu bara, dan tambang. Pendapatan dari sektor ini dapat membantu mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk memanfaatkan sumber daya alam ini secara optimal, termasuk melalui kebijakan pengelolaan yang berkelanjutan.
Manfaat dari Rasio Utang yang Rendah
Rasio utang yang rendah memiliki beberapa manfaat bagi perekonomian Indonesia. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari rasio utang yang rendah:
- Mengurangi Risiko Keuangan: Dengan rasio utang yang rendah, Indonesia memiliki risiko keuangan yang lebih rendah dalam menghadapi fluktuasi pasar global. Hal ini membantu menjaga kestabilan ekonomi negara dan melindungi kepentingan masyarakat.
- Meningkatkan Kredibilitas: Rasio utang yang rendah juga dapat meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata investor dan lembaga keuangan internasional. Hal ini dapat membantu meningkatkan investasi dan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara lain.
- Fleksibilitas Fiskal: Dengan rasio utang yang rendah, pemerintah memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk mengalokasikan dana lebih banyak untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan program sosial lainnya.
Kesimpulan Utang Luar Negeri
Dalam debat ketiga Capres 2024, Prabowo Subianto menyebut besaran utang Indonesia sebagai salah satu yang terendah di dunia. Dengan rasio utang sekitar 40% terhadap PDB, Indonesia memang memiliki rasio utang yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, kebijakan pengelolaan utang yang bijaksana, dan pendapatan dari sumber daya alam telah berkontribusi pada besarnya utang luar negeri yang relatif rendah. Rasio utang yang rendah memiliki manfaat seperti mengurangi risiko keuangan, meningkatkan kredibilitas, dan memberikan fleksibilitas fiskal bagi pemerintah. Dengan pengelolaan yang baik, Indonesia dapat terus menjaga rasio utang yang rendah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.