Pakar IPB Sebut Ini Kriteria Target Gigitan Nyamuk: Nyamuk tidak hanya jadi pengganggu tidur atau acara santai di rumah. Gigitan serangga mungil ini membawa ancaman nyata: dari rasa gatal yang mengganggu, alergi kulit, hingga potensi penularan penyakit berbahaya seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, hingga zika. Namun pernahkah Anda sadar, mengapa dalam satu ruangan, hanya sebagian orang yang jadi “langganan” gigitan nyamuk, sementara yang lain nyaris tidak digigit sama sekali? Pakar Institut Pertanian Bogor (IPB) membeberkan kriteria ilmiah siapa saja yang lebih rentan jadi target utama gigitan nyamuk, berdasarkan riset dan observasi lapangan terbaru.
Fenomena “Langganan” Gigitan Nyamuk: Bukan Sekadar Mitos
Banyak orang menganggap jadi favorit nyamuk hanya faktor kebetulan. Namun, riset IPB menegaskan, nyamuk memilih mangsa secara selektif berdasarkan kriteria biologis dan lingkungan.
Gigitan Nyamuk Punya Sensor Khusus
Nyamuk menggunakan sensor penciuman dan visual sangat sensitif, mampu membedakan manusia berdasarkan bau tubuh, suhu kulit, dan CO₂ yang dihembuskan. Dengan sensor ini, mereka mengidentifikasi target paling “menarik” dari jarak beberapa meter.
Studi Lapangan IPB di Komunitas Perkotaan & Pedesaan
Pakar entomologi IPB melakukan observasi pada berbagai kelompok masyarakat dan menemukan pola konsisten: individu tertentu konsisten jadi sasaran utama, bahkan dalam satu keluarga atau kelompok tidur bersama.
Kriteria Ilmiah Target Gigitan Nyamuk Versi Pakar IPB
Penelitian IPB menemukan sedikitnya enam faktor utama yang memengaruhi risiko seseorang digigit nyamuk.
1. Golongan Darah, O Paling Rentan Gigitan Nyamuk
Orang dengan golongan darah O terbukti lebih sering digigit dibanding A, B, dan AB. Studi laboratorium IPB menunjukkan 83% nyamuk lebih memilih darah O saat diberikan pilihan.
2. Produksi Karbon Dioksida (CO₂)
Nyamuk sangat peka terhadap CO₂ yang diembuskan lewat napas. Orang dewasa, ibu hamil, dan individu bertubuh besar mengeluarkan CO₂ lebih banyak, otomatis lebih “terdeteksi” nyamuk.
3. Suhu Tubuh & Keringat
Kulit yang hangat dan berkeringat menjadi daya tarik utama. Senyawa asam laktat, asam urat, dan amonia pada keringat berperan penting menarik nyamuk Aedes dan Anopheles.
4. Aroma Tubuh Unik
Bakteri di permukaan kulit berinteraksi dengan keringat dan minyak tubuh, memproduksi aroma khusus yang “memanggil” nyamuk. Setiap individu punya komposisi mikroba kulit berbeda, sehingga bau tubuh jadi faktor kunci.
5. Pilihan Warna Pakaian
Nyamuk lebih tertarik pada pakaian berwarna gelap seperti hitam, navy, atau merah. Warna cerah relatif dihindari karena memantulkan cahaya dan panas.
6. Faktor Hormon dan Genetik
Hormon estrogen dan perubahan hormonal pada ibu hamil, serta variasi genetik, memengaruhi produksi senyawa tubuh yang disukai nyamuk.
Siapa Kelompok yang Paling Rentan Jadi Target Gigitan Nyamuk?
Pakar IPB mengidentifikasi beberapa kelompok masyarakat yang cenderung paling sering digigit nyamuk, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia.
Ibu Hamil
Peningkatan metabolisme dan CO₂ pada ibu hamil membuat mereka jadi target favorit nyamuk, khususnya Aedes aegypti.
Anak-anak
Kulit lebih tipis dan produksi panas tubuh yang tinggi membuat anak-anak lebih sering jadi korban, terutama saat bermain sore hari.
Orang yang Sering Olahraga atau Kerja Fisik
Aktivitas fisik menghasilkan lebih banyak keringat dan panas tubuh, sehingga atlet, petani, atau pekerja proyek lebih rentan.
Penderita Demam atau Penyakit Tertentu
Suhu tubuh naik saat demam akan memancarkan sinyal kuat bagi nyamuk untuk mendekat.
Akibat Serius Gigitan Nyamuk: Tak Hanya Gatal, Tapi Bisa Mematikan
Gigitan nyamuk bukan masalah ringan, apalagi di daerah endemik penyakit vektor.
Penularan Penyakit Mematikan
Nyamuk merupakan penyebar utama DBD, malaria, zika, chikungunya, dan filariasis. Satu gigitan saja bisa membawa virus atau parasit masuk ke tubuh manusia.
Reaksi Kulit dan Risiko Infeksi Gigitan Nyamuk
Beberapa orang mengalami alergi berat, pembengkakan, bahkan infeksi sekunder jika bekas gigitan digaruk secara berlebihan.
Cara Efektif Melindungi Diri dari Gigitan Nyamuk (Rekomendasi Pakar IPB)
Menghindari gigitan nyamuk harus jadi prioritas, terutama bagi kelompok rentan. Pakar IPB merekomendasikan beberapa langkah berikut:
Pilih Pakaian Lengan Panjang dan Warna Cerah
Baju tertutup dan warna cerah efektif mengurangi daya tarik visual bagi nyamuk.
Gunakan Lotion Repelan atau Krim Anti Nyamuk
Oleskan pada kulit terbuka, terutama di pagi, sore, dan malam hari. Pilih repelan dengan kandungan DEET, icaridin, atau minyak sereh.
Pasang Kelambu & Kawat Anti Nyamuk
Kelambu di kamar tidur dan kawat nyamuk di jendela sangat penting, khususnya bagi anak-anak dan bayi.
Hilangkan Genangan Air di Sekitar Rumah
Buang air menggenang, bersihkan selokan, dan kuras bak mandi minimal seminggu sekali untuk memutus siklus nyamuk.
Tanam Pengusir Nyamuk Alami
Tanaman seperti lavender, sereh wangi, dan kemangi dapat membantu mengusir nyamuk dari pekarangan rumah.
Mitos Vs Fakta: Benarkah “Darah Manis” Lebih Disukai Nyamuk?
Banyak orang percaya “darah manis” jadi magnet nyamuk. Pakar IPB menegaskan, istilah ini tidak ilmiah. Daya tarik utama tetap aroma tubuh, CO₂, suhu, dan faktor biokimia lain, bukan “rasa” darah.
Pentingnya Edukasi dan Upaya Kolaboratif
Pencegahan gigitan nyamuk bukan hanya tugas individu, tetapi juga perlu edukasi komunitas dan kolaborasi lintas sektor.
Sosialisasi Bahaya DBD dan Malaria Gigitan Nyamuk
IPB bersama pemerintah daerah aktif mengedukasi warga soal 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, dan plus tindakan pencegahan lain) sebagai upaya nasional pengendalian penyakit vektor.
Penguatan Riset dan Inovasi
Riset mengenai nyamuk terus dikembangkan di IPB untuk menghasilkan strategi pengendalian yang lebih efektif dan ramah lingkungan.
Kenali Kriteria, Lindungi Diri, Cegah Penyakit
Mengetahui siapa yang paling rentan digigit nyamuk bukan sekadar wawasan, tapi bekal penting untuk mencegah penyakit berbahaya. Jangan anggap remeh gigitan nyamuk, terapkan perlindungan maksimal, dan ajak keluarga serta lingkungan menjaga kebersihan demi kesehatan bersama.