Korupsi adalah salah satu masalah global yang merusak tata kelola pemerintahan, perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat. Namun, beberapa negara berhasil menunjukkan kemajuan besar dalam membangun pemerintahan yang transparan dan bebas korupsi. Transparency International setiap tahunnya merilis Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index, CPI) yang mengukur tingkat korupsi di sektor publik di berbagai negara. Dalam artikel ini, kita akan membahas negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia, apa yang membuat mereka berhasil, serta posisi Indonesia dalam daftar tersebut.
Apa Itu Indeks Persepsi Korupsi (CPI)?
Indeks Persepsi Korupsi adalah indikator yang mengukur tingkat korupsi di sektor publik berdasarkan penilaian ahli dan survei kepada masyarakat. Skala CPI berkisar dari 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
Negara dengan skor tinggi mencerminkan tata kelola yang baik, transparansi dalam pemerintahan, dan rendahnya praktik korupsi.
Daftar Negara dengan Tingkat Korupsi Terendah di Dunia
1. Denmark
- Skor CPI (2024): 90
- Faktor Keberhasilan:
Denmark telah lama dikenal sebagai negara dengan pemerintahan yang sangat transparan. Sistem hukum yang kuat, kebebasan pers yang luas, dan budaya integritas tinggi di kalangan pejabat publik membuat Denmark menjadi yang terdepan dalam memerangi korupsi.
2. Finlandia
- Skor CPI (2024): 88
- Faktor Keberhasilan:
Finlandia memiliki sistem pendidikan yang menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini. Pemerintahnya sangat terbuka, dan masyarakat memiliki akses penuh terhadap informasi publik.
3. Selandia Baru
- Skor CPI (2024): 88
- Faktor Keberhasilan:
Dengan sistem demokrasi yang kuat dan kebijakan anti-korupsi yang ketat, Selandia Baru menjadi salah satu negara paling bersih di dunia. Lembaga hukum yang independen memainkan peran penting dalam menjaga transparansi.
4. Norwegia
- Skor CPI (2024): 85
- Faktor Keberhasilan:
Norwegia memiliki pengelolaan sumber daya alam yang sangat transparan, terutama dalam sektor energi. Keberadaan lembaga independen untuk pengawasan publik juga sangat membantu meminimalkan korupsi.
5. Singapura
- Skor CPI (2024): 85
- Faktor Keberhasilan:
Sebagai satu-satunya negara Asia di daftar teratas, Singapura berhasil menciptakan pemerintahan yang efisien dan bebas korupsi. Sistem birokrasi yang ketat dan hukuman berat bagi pelaku korupsi menjadikan Singapura contoh bagi negara-negara lain.
6. Swedia
- Skor CPI (2024): 83
- Faktor Keberhasilan:
Swedia memiliki tradisi panjang dalam mempromosikan keterbukaan informasi publik. Transparansi dalam pengelolaan anggaran negara menjadi salah satu kunci rendahnya tingkat korupsi.
7. Swiss
- Skor CPI (2024): 82
- Faktor Keberhasilan:
Swiss dikenal dengan sistem demokrasi langsungnya, di mana masyarakat memiliki kontrol besar terhadap pengambilan keputusan. Hal ini membuat praktik korupsi sulit terjadi.
8. Belanda
- Skor CPI (2024): 80
- Faktor Keberhasilan:
Belanda memiliki sistem hukum yang kuat dan kebebasan pers yang tinggi, memungkinkan pengawasan yang ketat terhadap pejabat publik.
9. Luksemburg
- Skor CPI (2024): 79
- Faktor Keberhasilan:
Sebagai pusat keuangan global, Luksemburg menjaga integritas dengan regulasi keuangan yang ketat dan pengawasan yang efisien.
10. Jerman
- Skor CPI (2024): 78
- Faktor Keberhasilan:
Dengan sistem hukum yang tegas dan independen, Jerman telah berhasil meminimalkan korupsi di sektor publik dan swasta.
Indonesia di Peringkat Berapa?
Posisi dan Skor Indonesia
- Skor CPI (2024): 38
- Peringkat Global: 110 dari 180 negara
Indonesia masih berada di kategori negara dengan tingkat korupsi sedang hingga tinggi. Meskipun ada upaya dari pemerintah melalui lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), praktik korupsi masih menjadi tantangan besar di sektor publik dan swasta.
Faktor Penghambat Perbaikan:
- Birokrasi yang Kompleks: Sistem birokrasi yang berbelit-belit membuka celah untuk korupsi.
- Penegakan Hukum yang Lemah: Banyak kasus korupsi yang tidak ditindaklanjuti dengan tegas.
- Kurangnya Transparansi: Pengelolaan anggaran di beberapa daerah masih minim pengawasan.
Mengapa Negara-Negara Tersebut Berhasil?
1. Sistem Hukum yang Kuat
Negara-negara dengan tingkat korupsi rendah memiliki lembaga hukum yang independen dan tidak mudah diintervensi oleh kepentingan politik.
2. Kebebasan Pers
Kebebasan pers memungkinkan media untuk mengawasi dan melaporkan tindakan korupsi tanpa rasa takut.
3. Pendidikan Anti Korupsi
Negara-negara seperti Finlandia dan Norwegia menanamkan nilai-nilai integritas dan transparansi sejak dini melalui sistem pendidikan.
4. Pengawasan yang Ketat
Adanya lembaga pengawas independen membantu memastikan anggaran negara digunakan secara efisien dan sesuai peruntukan.
Upaya Indonesia untuk Meningkatkan Peringkat
1. Pemberdayaan KPK
KPK tetap menjadi lembaga utama dalam pemberantasan korupsi. Namun, perlu ada penguatan wewenang dan independensinya agar lebih efektif.
2. Digitalisasi Layanan Publik
Penggunaan teknologi untuk layanan publik, seperti e-budgeting dan e-procurement, dapat mengurangi peluang korupsi dalam birokrasi.
3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Pendidikan anti korupsi di sekolah dan kampanye kesadaran publik dapat membantu menciptakan budaya transparansi di masyarakat.
Menuju Indonesia yang Lebih Transparan
Daftar negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia menunjukkan bahwa transparansi, kebebasan pers, dan sistem hukum yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam memerangi korupsi.
Meskipun Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan peringkatnya, langkah-langkah seperti pemberdayaan KPK, digitalisasi layanan publik, dan pendidikan anti korupsi dapat menjadi solusi jangka panjang.
Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran penting dalam memerangi korupsi dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan transparansi dalam kehidupan sehari-hari.